01912 2200337 4500001002100000005001500021035002000036006001800056007000300074008004100077856004300118020002200161040002200183082001900205084002500224100003400249245006600283250002600349264003300375300003000408336002100438337003000459338002300489520095500512650002801467700002501495850001201520990001401532990001401546990001401560INLIS00000000102853620201226110722 a0010-1220000010a g 000 1ta201226 g 1 ind  aPerpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang a978-602-407-695-5 aJKPNPNAbinderda a899.221 301 08 a899.221 301 08 CHA g0 aChandra WidayanthiePengarang1 aGround zero /cChandra Widayanthi dkk ; penyunting, Avifah Ve aCetakan pertama, 2019 aYogyakarta :bLaksana,c2019 a284 halaman ;c14 x 20 cm 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aSebuah monumen didirikan di lokasi peledakan bom. Tanah itu disebut Ground Zero. Sudah empat tahun. Aku kembali ke tanah Kuta yang indah ini. Kali ini sebagai turis. Aku menelusuri hampir dua ratus nama yang diukir dengan tinta emas di atas pualam. Kutemukan nama itu, Maria. Ground Zero sepi. Turis memadati Pantai Kuta untuk matahari terbenamnya yang sensasional. Aku sendiri di sini, beku oleh punggung yang dingin. Di belakangku seorang wanita dengan gaun, meremas pundakku. Cat kukunya merah menyala. Ia membisikiku, "I am Maria." Itu adalah sepenggal cerita dari buku ini, sangat disarankan agar menyiapkan tempat sembunyi sebelum membaca kumpulan cerpen ini. Apalagi jika membaca di malam hari. Jangan kaget bila ada suara tak bertuan dari kamar mandi. Tetap pastikan jendela terkunci. Jangan biarkan lampu mati atau mungkin mati sendiri ? Jangan merasa sendiri. Di punggung kalian pasti ada yang ikut mengamati. Ya, mereka pasti ikut membaca. aCerita pendek Indonesia0 aAvifah VeePengarang aJKPNPNA a2020S1120 a2020S1121 a2020S1122