Cite This        Tampung        Export Record
Judul Kembang kembang petingan : Da kuring ge mun teu dinyenyeri salaki mah moal nglaman jadi awewe bangor,jadi runtah,moal!mereun ayem tengttreum we rumah tangga tapi da bongan lalaki nu mere jalan kurig ngarenghap asa bingung pilengkaheun ,bingung nyanghareupan hirup / Holisoh M.E
Pengarang Holisoh
EDISI Cet.1
Penerbitan Bandung : PT Kiblat Buku Utama, 2002
Deskripsi Fisik 185hlm :ilus ;13,5 x 20 cm
ISBN 978-623-7670-84-1
Subjek Fiksi
Abstrak Holisoh M.É. pengarang Sunda yang paling produktif dan kreatif (ia sudah menulis lebih dari 300 cerita pendek, dimuat dalam berbagai majalah terus-menerus tak ada hentinya sejak tahun 1970-an sampai sekarang), dalam tahun 2002 mener­bitkan Kembang-kembang Petingan, dalam tahun 2002 dimuat bersambung dalam Manglé telah menyebabkan pengarangnya memperoleh Hadiah Sastra LBSS. Ini adalah buku Holisoh yang kedua. Yang pertama berjudul Katineung (1998). Kembang-kembang Petingan mengisahkan wanita yang terjerumus ke lembah kenistaan karena dikhianati oleh suaminya, dan ketika ada orang yang mengangkatnya dari lembah kenistaan dengan mengawininya secara sah, menghadapi tantangan masyarakat yang menolaknya hidup di lingkungan mereka, sementara istri yang tua laki-laki yang mengawininya itu datang memaki-maki dan menghinanya, sehingga ia bertanya dalam hati “Apakah tak boleh pelacur menjadi wanita baik-baik? Apakah tidak boleh pelacur ikut serta hidup di lingkungan wanita baik-baik? Lagipula aku bukan pelacur, melainka
Bahasa Tidak tersedia
Bentuk Karya Fiksi (tidak dijelaskan secara khusus)
Target Pembaca Umum
Lokasi Akses Online Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang

 
No Barcode No. Panggil Akses Lokasi Ketersediaan
2023K0491 899.223.2 HOL k Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang - Local Content Tersedia
pesan
2023K0492 899.223.2 HOL k Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang - Local Content Tersedia
pesan
2023K0493 899.223.2 HOL k Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang - Local Content Tersedia
pesan
2023K0494 899.223.2 HOL k Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang - Local Content Tersedia
pesan
2023K0495 899.223.2 HOL k Dapat dipinjam Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang - Local Content Tersedia
pesan
Tag Ind1 Ind2 Isi
001 INLIS000000001030537
005 20230615083853
007 ta
008 230615################g##########1######
020 # # $a 978-623-7670-84-1
035 # # $a 0010-0623000084
082 # # $a 899.223.2
084 # # $a 899.223.2 HOL k
100 0 # $a Holisoh
245 1 # $a Kembang kembang petingan : $b Da kuring ge mun teu dinyenyeri salaki mah moal nglaman jadi awewe bangor,jadi runtah,moal!mereun ayem tengttreum we rumah tangga tapi da bongan lalaki nu mere jalan kurig ngarenghap asa bingung pilengkaheun ,bingung nyanghareupan hirup /$c Holisoh M.E
250 # # $a Cet.1
260 # # $a Bandung :$b PT Kiblat Buku Utama,$c 2002
300 # # $a 185hlm : $b ilus ; $c 13,5 x 20 cm
520 # # $a Holisoh M.É. pengarang Sunda yang paling produktif dan kreatif (ia sudah menulis lebih dari 300 cerita pendek, dimuat dalam berbagai majalah terus-menerus tak ada hentinya sejak tahun 1970-an sampai sekarang), dalam tahun 2002 mener­bitkan Kembang-kembang Petingan, dalam tahun 2002 dimuat bersambung dalam Manglé telah menyebabkan pengarangnya memperoleh Hadiah Sastra LBSS. Ini adalah buku Holisoh yang kedua. Yang pertama berjudul Katineung (1998). Kembang-kembang Petingan mengisahkan wanita yang terjerumus ke lembah kenistaan karena dikhianati oleh suaminya, dan ketika ada orang yang mengangkatnya dari lembah kenistaan dengan mengawininya secara sah, menghadapi tantangan masyarakat yang menolaknya hidup di lingkungan mereka, sementara istri yang tua laki-laki yang mengawininya itu datang memaki-maki dan menghinanya, sehingga ia bertanya dalam hati “Apakah tak boleh pelacur menjadi wanita baik-baik? Apakah tidak boleh pelacur ikut serta hidup di lingkungan wanita baik-baik? Lagipula aku bukan pelacur, melainkan bekas pelacur…. Ataukah barangkali pelacur harus tetap hidup sebagai pelacur saja, tak boleh menjadi orang baik-baik… Kalau begitu dunia sungguh tidak adil…. Sedangkan pencuri yang tobat dapat diterima oleh masyarakat. Penipu yang tobat dapat diterima oleh masyarakat. Mengapa pelacur yang tobat terus-terusan dimusuhi?” Holisoh menggugat kemunafikan masyarakat di akhir romannya itu. Tetapi yang menyebabkan Kembang-kembang Petingan menonjol bukanlah gugatannya itu, melainkan keberhasilan pengarangnya melukiskan kehidupan dunia mesum secara realistis dan hidup. Yang dilukiskan Holisoh tidak hanya kehidupan fisik sehari-hari, bukan hanya keadaan siang-malam di rumah si Mamih yang memelihara “bunga-bunga pilihan”, melainkan alam batin manusia-manusia yang berada di sana: kepedihannya, harga dirinya, kasih sayangnya terhadap anak dan orangtuanya, ketidaksukaannya terhadap “langganan” namun harus dilayaninya juga dengan baik, dll. Pendeknya Holisoh membuat potret realistis yang membuat kita kagum karena dia sendiri pekerjaannya sehari-hari adalah guru.
650 # 4 $a Fiksi
856 # # $a Perpustakaan Daerah Kabupaten Sumedang
990 # # $a 2023K0491
990 # # $a 2023K0492
990 # # $a 2023K0493
990 # # $a 2023K0494
990 # # $a 2023K0495
Content Unduh katalog